Rabu, 08 April 2015

HAKIKAT BELAJAR






HAKIKAT BELAJAR



A.     Kompetensi Dasar


Mahasiswa mengetahui dan memahami : pengertian belajar , cirri-ciri belajar , faktor pendorong untuk belajar dan jenis-jenis belajar.

B.     Hasil Akhir yang Diharapkan


1.     Mahasiswa menjelaskan pengertian belajar

3.     Mahasiswa mengidentifikasi ciri-ciri perilaku hasil belajar

4.     Mahasiswa dapat mengidentifikasi faktor pendorong untuk belajar

5.     Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis belajar







D.     Kegiatan Belajar 1


Pengertian, Ciri-Ciri Belajar, Faktor Pendorong Untuk Belajar Dan
Jenis-Jenis Belajar


1.1 Pengertian Belajar

Dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, belajar merupakan komponen paling urgen, sehingga tanpa proses belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Untuk menangkap isi dan pesan belajar, dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah (1) kognitif (kognisi), yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran, yang terdiri atas pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi; (2) afektif (afeksi), yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran, yang terdiri atas penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup; dan (3) psikomotorik (konasi), yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, yang terdiri atas persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.

Kegiatan belajar dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Di samping itu, kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks tersebut telah lama menjadi objek penelitian ilmuwan. Kompleksnya perilaku belajar tersebut menimbulkan berbagai teori belajar. Teori belajar banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Namun, sebelum sampai kepada teori-teori belajar tersebut, ada baiknya kita pahami dulu apa sebenarnya belajar itu. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang belajar dari para ahli sebagai berikut.

1.      Howard L. Kingskey (dalam Djamarah, 1999) mendefinisikan belajar sebagai proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

2.    Belajar adalah pengkonstruksian penge-tahuan oleh indvidu-individu sebagai pem-berian makna atas data sensori dalam hubungannya dengan pengetahuan sebelumnya (Shymansky & Kyle, 1992)

3.      Belajar adalah pembentukan makna secara aktif oleh pemelajar dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dan masukan- masukan        data  sensori  baru  serta  pembuatan  hubungan-hubungan  dalam
pembentukan makna (Tasker, 1992).

4.     Belajar adalah proses pembentukan pengertian terhadap pengalaman-pengalaman baru dalam hubungannya dengan pengetahuan sebelumnya (Tobin, 1990).

5.    Djamarah (1999) mengungkapkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

6.      Herbart (dalam Sudrajat, 2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan.

7.      James O. Whittaker (dalam Djamarah, 1999); belajar adalah proses yang mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

8.    Winkel (2008) menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap.

9.     Cronchbach (dalam Djamarah, 1999) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

10.  Hakim (2005) “belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan”.

11.     Slameto  (2003)  menyatakan  “belajar  merupakan  suatu  proses  usaha  yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

12. Robert M. Gagne dalam buku “The Conditioning of Learning” mengemukakan bahwa; Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.

13.  Roziqin (2007) mendefinisikan belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.

14.  Lester D. Crow and Alice Crow (dalam Makmun, 2003) mendefinisikan learning is acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.

15.  Witherington (1952) menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

16.  Crow & Crow (1958) mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.

17.  Vesta dan Thompson (1970); belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.

18.  Galloway (dalam Toeti Soekamto) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

19.  Mouly (dalam Sudrajat, 2008) mengatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman.

20.  W. Gulo (2002) mendefinisikan belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam

berpikir, bersikap, dan berbuat.

Beberapa pengertian belajar di atas menunjukkan bahwa belajar bukan hanya sekadar mengumpulkan ilmu pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Selain itu, proses belajar pada hakikatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.


1.2 Ciri-ciri Belajar

Berdasarkan kajian belajar di atas, diperoleh satu kalimat kunci yakni perubahan sikap atau perilaku. Terkait dengan hal tersebut, Iskandar (2009) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku yang disebut sebagai aktivitas belajar, yaitu :

1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)


2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)


3. Perubahan yang fungsional


4. Perubahan yang bersifat positif

5. Perubahan yang bersifat aktif


6. Perubahan yang bersifat permanen


7. Perubahan yang bertujuan dan terarah


8. Perubahan perilaku secara keseluruhan


Menurut Gagne (dalam Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :

1.      Informasi verbal

2.      Kecakapan intelektual

3.      Strategi kognitif 

4.      Sikap  

5.      Kecakapan motorik


Sementara itu, Smith, dkk., (2009) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :

1.      Kebiasaan

2.      Keterampilan

3.      Pengamatan

4.      Berpikir asosiatif

5.      Berpikir rasional dan kritis 

6.      Sikap .

7.      Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).

8.      Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu).

9.    Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.

Berdasarkan ulasan di atas, ciri-ciri belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.      Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

2.      Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

3.      Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

4.      Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan,

tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental intelektual yang menuntut adanya keinginan dari dalam diri seseorang untuk mengetahui sesuatu, memahami sesuatu dan atau bisa melakukan sesuatu. Kata “sesuatu” di sini bisa berupa fakta, informasi atau tindakan tertentu. Bagaimana “sesuatu itu didapatkan seseorang, disitulah terjadinya proses belajar. Kemudian sejauh mana tingkat keberhasilannya, maka di situlah letak persoalan yang menyangkut hasil belajar. Di samping itu, kesesuaian antara jenis kegiatan dengan kondisi internal dalam diri para pelajar perlu diuji setiap saat untuk mengetahui sejauh mana tingkat keefektifan suatu teori belajar bagi upaya pembentukan kemampuan intelektual, keterampilan serta penanaman nilai dan sikap dasar manusia yang bermanfaat bagi kehidupan. Adapun makna kata “pelajar” yang dimaksud disini yaitu siapa saja yang terlibat dalam kegiatan belajar.

Kegiatan belajar dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Di samping itu, kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks tersebut telah lama menjadi objek penelitian ilmuwan. Kompleksnya perilaku belajar tersebut menimbulkan berbagai teori belajar.

1.3 Faktor Pendorong untuk Belajar

Berikut disajikan beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar, yakni:

1.      Adanya dorongan rasa ingin tahu

2.      Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.

3.      Mengutip dari istilah Abraham Maslow (dalam Iskandar, 2009) bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.

4.      Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.

5.      Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.

6.      Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.

7.      Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

8.      Untuk mengisi waktu luang.

Dari pemaparan di atas, kita akan terasa lebih dalam memahami tujuan dari belajar. Yang dimaksud dengan tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar dapat juga dideskripsikan sebagai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.

1.4 Jenis-jenis Belajar

Terdapat delapan jenis belajar yang berkaitan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah: (1) belajar isyarat, (2) belajar stimuslus-respons, (3) belajar rangkaian, (4) belajar asosiasi verbal, (5) belajar membedakan, (6) belajar konsep, (7) belajar hukum atau aturan, (8) belajar pemecahan masalah (Gagne dalam Winataputra, 2007). Secara garis besar, kedelapan jenis belajar tersebut dipaparkan satu per satu di bawah ini.

(1)   Belajar Isyarat (Signal Learning)

(2)   Belajar Stimulus-Respons (Stimulus-Respons Learning)

(3)   Belajar Rangkaian (Chaining Learning)

(4)   Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning)

(5)  Belajar Membedakan (Discrimination Learning)

(6)  Belajar Konsep (Concept Learning)

(7)  Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning)

(8)  Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)

Urutan jenis-jenis belajar tersebut merupakan tahapan belajar yang bersifat hierarkis. Jenis belajar yang pertama merupakan prasyarat bagi berlangsungnya jenis belajar berikutnya. Seorang individu tidak akan mampu melakukan belajar pemecahan masalah apabila individu tersebut belum menguasai belajar aturan, konsep, membedakan, dan seterusnya.


Sumber :
1.       Udin S. Winataputra, dkk (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Universitas Terbuka
2.       Ida bagus Putrayasa (2012). Bahan Ajar Landasan Pembelajaran. Singaraja : Undiskha Press
3.       Robert M.Gagne (1974).Prinsip-prinsip Belajar untuk Pengajaran ( Essential of Learning for Instruction ). Surabaya:Usaha Nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar