PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini, melalui
kajian bahan bacaan, tanya jawab dan diskusi dengan dosen serta teman-teman
sekelas, anda diharapkan mampu :
1. Menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip
belajar
2. Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam
upaya meningkatkan usaha belajar siswa
3. Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam
upaya meningkatkan usaha pembelajaran dari guru
Salah satu tugas
guru adalah mengajar.Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan
sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar
tertentu agar bisa bertindak secara tepat.Oleh karenanya , anda sebagai calon
guru perlu mempelajari teori dan prinsip-prinsip belajar yang dapat membimbing aktivitas
anda dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.Walaupun
teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah-demi langkah prosedur
pembelajaran, namun ia bisa member arah prioritas-prioritas dalam tindakan
guru.
Dalam
perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas
kemungkinan dalam pembelajaran.Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan
tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih
tindakan yang tepat.Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang
kelihatannya baik tetapi ternyata tidak berhasil meningkatkan proses belajar
siswa.Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan
oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga
perbedaan.Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang
relative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya
pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun
bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya.Prinsip-prinsip itu berkaitan
dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan,tantangan,balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1.
Perhatian
dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar.Perhatian dalam belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya.Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai suatu
yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari akan membangkitkan motivasi untuk mempelajari.Apabila
perhatian alami ini tidak ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.
Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam belajar.Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang.Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat.Siswa yang
memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang
studi tersebut.Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting
dalam kehidupannya.Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku
manusia dan motivasinya.Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan
tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Sikap siswa seperti halnya motif menimbulkan dan
mengarahkan aktivitasnya.Siswa yang menyukai bahasa Inggris akan merasa senang
belajar bahasa Inggris dan terdorong untuk belajar lebih giat, demikian pula
sebaliknya.Karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap
positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Motivasi dapat bersifat internal,
dapat juga bersifat eksternal.Motivasi
juga dibedakan atas motif intrinsik
dan motif ekstrinsik.Motif intrinsik adalah tenaga pendorong
yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.Sedangkan motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan
yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya.Motif intrinsik dapat bersifat
internal dan juga bersifat eksternal.Motif ekstrinsik bisa bersifat internal
maupun eksternal, walaupun lebih banyak bersifat eksternal.Motif ekstrinsik
dapat juga berubah menjadi motif intrinsic yang disebut “transformasi motif”.
2.
Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu ,mempunyai
kemauan dan aspirasinya sendiri.Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain
dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.Belajar hanya mungkin terjadi
apabila anak aktif mengalami sendiri.John Dewey misalnya mengemukakan bahwa
belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri
, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan
pengarah ( John Dewey 196, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013 ).
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa
yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar
menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.( Gage and Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono,
2013 ).Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif , konstruktif, dan mampu
merencanakan sesuatu.Anak mampu untuk mencari , menemukan, dan menggunakan
pengetahuan yang telah diperolehnya.Thorndike mengemukakan keaktifan siswa
dalam belajar dengan hukum “law of
exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan.
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan.Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya.Mulai dari kegiatan fisik yang
mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang yang susah diamati.Kegiatan fisik
bisa berupa membaca, mendengar,menulis,berlatih keterampilan-keterampilan, dan
sebagainya.Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan
yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep
dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis lainnya.
3.
Keterlibatan
langsung/Berpengalaman
Di muka telah dibicarakan bahwa belajar haruslah dilakukan
sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan
kepada orang lain.Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat lansung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.Sebagai contoh seseorang
yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung
dalam pembuatan ( direct performance
), bukan sekedar melihat bagaimana orang membuat tempe (demonstrating), apalagi sekedar mendengar orang bercerita bagaimana
cara pembuatan tempe (telling).
4.
Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan
barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi
Daya.Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia
yang terdiri atas daya
mengamat,menanggap,mengingat,menghayal,merasakan,berpikir, dan
sebagainya.Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan
berkemnang.Seperti pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya
dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme
dengan tokohnya Trohndike.Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “ law exercise”, ia mengemukakan bahwa
belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan
pengulangan terhadap pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons
benar.
5.
Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar,
maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu dengan mempelajari
bahan belajar tersebut.Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan
belajar telah tercapai, maka ia akan masuk pada tujuan baru , demikian
seterusnya.Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan
dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.Tantangan yang dihadapi dalam
bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.Bahan belajar yang
baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan, membuat siswa
tertantang untuk mempelajarinya.Pelajaran yang member kesempatan kepada siswa
untuk menentukan konsep-konsep ,prinsip-prinsip akan menyebabkan siswa berusaha
mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip tersebut.Bahan belajar
yang telah diolah secara tuntas oleh guru sehingga siswa tinggal menelan saja
kurang menarik bagi siswa.
6.
Balikan
dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan
terutama ditekankan oleh teori belajar Operant
Conditioning dari B.F.Skinner.Kalau pada teori conditioning yang diberi
kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant
conditioning yang diperkuat adalah responsnya.Siswa akan belajar lebih
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.Hasil, apalagi hasil
yang baik, akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha
belajar selanjutnya.Namun dorongan belajar itu menurut B.F. Skinner tidak saja
oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan.
Format sajian berupa Tanya jawab, diskusi, eksperimen,
metode penemuan, dan sebagainya merupakan pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya balikan dan penguatan.Balikan yang segera diperoleh siswa setelah
belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk
belajar lebih giat bersemangat.
7.
Perbedaan
invidual
Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil
belajar siswa.Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam
upaya pembelajaran.Sistim pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita
kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan
pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan
rata-rata,kebiasaan yang kurang lebih sama,demikian pula dengan pengetahuannya.
a. Implikasi Prinsip-prinsip belajar bagi siswa
1.
Perhatian
dan motivasi
Siswa
dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah
ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu
memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya
kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Motivasi
belajar yang ada pada diri siswa harus dibangkitkan dan mengembangkan secara
terus-menerus.Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar
mereka secara terus-menerus, siswa dapat melakukannya dengan
menentukan/mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai,menanggapi secara
positif pujian/dorongan dari orang lain, menentukan target/sasaran penyelesaian
tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya.
2.
Keaktifan
Untuk
dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pembelajar
dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual dan emosional.
3.
Keterlibatan
langsung/berpengalaman
Siswa
dituntut agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan
kepada mereka.Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan
mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman .
4.
Pengulangan
Kesadaran
siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam
permasalahan.Dengan kesadaran ini ,diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam
melakukan pengulangan.
5.
Tantangan
Apabila
siswa diberi tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih
termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik.Hal
ini berarti siswa selalu menghadapi tantangan untuk memperoleh , memproses, dan
mengeolah setiap pesan yang ada dalam pembelajaran. Balikan dan penguatan
6.
Balikan
dan penguatan
Siswa selalu
membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau
salah.Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil ( knowledge of result), yang sekaligus
merupakan penguat ( reinforce ) bagi
diri sendiri.
7.
Perbedaan
individual
Kesadaran
bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara
belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
b. Implikasi Prinsip-prinsip belajar bagi guru
1.
Perhatian
dan motivasi
Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah
memikirkan perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan
menimbulkan motivasi siswa dan tidak berhenti pada rencana pembelajarannya
tetapi sampai pada pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.Implikasi prinsip
perhatian bagi guru tampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut :
§ Guru
menggunakan metode secara bervariasi
§ Guru
menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan
§ Guru
menggunakan gaya bahasa yang tidak menoton
§ Guru
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing ( direction question )
Sedangkan implikasi
prinsip motivasi bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku antara lain :
§ Memiloih
bahan ajar sesuai minat siswa
§ Menggunakan
metode dan tehnik mengajar yang disukai siswa
§ Mengoreksi
sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya
kepada siswa
§ Memberikan
pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap
pertanyaan yang diberikan.
§ Memberitahukan
nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
2.
Keaktifan
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa,
maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut :
§ Menggunakan
multimethode dan multimedia
§ Memberikan
tugas secara individual dan kelompok
§ Memberikan
kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil .
§ Memberikan
tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas, serta
§ Mengadakan
Tanya jawab dan diskusi
3.
Keterlibatan
langsung/berpengalaman
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran.Untuk dapat melibatkan
siswa secara fisik, mental emosional, dan intelektual dalam kegiatan
pembelajaran, maka guru hendaknya merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dan karakteristik isi
pelajaran.Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan
langsung/berpengalaman diantaranya adalah :
§ Merancang
kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan
kelompok kecil
§ Mementingkan
eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi
§ Menggunakan
media yang langsung digunakan oleh siswa
§ Memberikan
tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang dicontohkan
§ Melibatkan
siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi di luar kelas atau di luar
sekolah
§ Melibatkan
siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran
4.
Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu
memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan
pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan.Pengulangan terutama
dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran yang harus dihafalkan secara tetap
tanpa ada kesalahan sedikitpun.
Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan
diantaranya adalah :
§ Merancang
pelaksanaan pengulangan
§ Mengembangkan/merumuskan
soal-soal latihan
§ Mengembangkan
petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang
§ Mengembangkan
alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan
§ Membuat
kegiatan pengulangan yang bervariasi.
5.
Tantangan
Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh
guru melalaui bentuk kegiatan , bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih untuk
kegiatan pembelajaran.Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan
diantaranya adalah :
§ Merancang
dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukannya secara individual atau kelompok kecil ( 3-4 orang )
§ Memberikan
tugas pada siswa memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain
di luar sekolah sebagai sumber informasi
§ Menugaskan
kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan
§ Mengembangkan
bahan pembelajaran ( tes, hand out,
modul, dan yang lain ) yang memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan
tantangan di dalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara
detail.
§ Membimbing
siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip dan generalisasi sendiri.
§ Guru
merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan masalah-masalah
yang disajaikan dalam topic diskusi
6.
Balikan
dan penguatan
Implikasi
prinsip balikan dan penguatan bagi guru, berwujud perilaku-perilaku diantaranya
adalah :
§
Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali
mengajukan pertanyaan yang telah dijawab siswa secara benar ataupun salah
§
Mengereksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan
§
Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja
siswa ( berupa makalah, laporan, klipping pekerjaan rumah ), berdasarkan hasil
koreksi guru terhadap hasil kerja pembelajaran
§
Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang
telah dikoreksi oleh guru, disertai skor dan catatan-catatan bagi pebelajar.
§
Mengumumkan atau mengkomfirmasikan peringkat
yang diraih setiap siswa berdasarkan skor yang dicapai dalam tes
§
Memberikan anggukan atau acungan jempol atau
isyarat lain kepada siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan
guru
§
Memberikan hadiah/ganjaran kepada siswa yang
berhasilmenyelesaikan tugas.
7.
Perbedaan
individual
Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut
untuk memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada tiap
siswa.Guru tidak boleh mengasumsikan bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran
merupakan kesatuan yang memiliki karakteristik yang sama.Konsekwensi logis
adanya hal ini, guru harus mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik
mereka orang per orang.Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru
berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah :
§ Menentukan
penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa
sesuai karakteristiknya,
§ Merancang
pemamfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran
§ Mengenali
karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran
yang tepat bagi siswa yang bersangkutan , dan
§ Memberikan
remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar